Minggu, 18 November 2012

Anjungan Sulut @TMII (2)


INDOOR

RUMAH ADAT

Rumah pewaris (walewangkoa) mewakili suku Minahasa
merupakan rumah di atas tiang dan balok-balok yang mendukung lantai; dua di antaranya tidak boleh disambung. Dulunya, rumah adat Minahasa ini hanya terdiri dari satu ruangan saja. Kalau pun harus dipisahkan, biasanya hanya dibentangkan tali rotan atau tali ijuk saja, yang kemudian digantungkan tikar.
Di Anjungan Sulawesi Utara rumah  pewaris  atau  walewangko  digunakan untuk pameran dan peragaan aspek-aspek budaya. Di ruang depan terdapat kursi kebesaran Sulawesi Utara, yakni kursi kayu berukir dengan sandaran paduan dengan rotan. Ragam hiasnya bermotif burung manguni mengembangkan sayap, kelapa, cengkeh, pala, dan enau.
Selain itu terdapat pakaian pengantin Gorontalo, Minahasa, Bolaang Mangondow dan pakaian adat dari berbagai suku yang ada di Sulawesi Utara yang diperagakan dengan boneka besar. Juga terdapat berbagai hasil kerajinan tangan dari tanah liat serta beberapa lukisan dari kerang dan kulit pala. Adapun kantor anjungan menempati satu ruangan di bagian belakang.
Bagian-bagian dari Rumah Adat :
Ø  Kolong digunakan untuk menyimpan hasil bumi (godong). Pintu rumah terletak di depan, tetapi tangga naik terdapat di kiri dan kanan serta bagian tengah belakang rumah.
Ø  Ruang paling depan, disebut lesar, tak berdinding, tempat kepala suku atau kepala adat memberikan maklumat kepada rakyat.
Ø  Ruang kedua, sekey, merupakan serambi depan, berdinding, terletak setelah pintu masuk, berfungsi untuk menerima tamu dan menyelenggarkan upacara adat, serta tempat menjamu makan para undangan.
Ø  Ruang tengah, disebut pores, tempat untuk menerima tamu yang masih ada ikatan keluarga serta tempat menerima tamu wanita. Di ruang tengah ini terdapat kamar-kamar tidur. Ruang makan keluarga serta tempat kegiatan sehari-hari wanita berada di bagian belakang, bersambung dengan dapur.
Rumah adat Bolaang Mongondow, beratap melintang dengan bubungan curam dan memiliki tangga di
depan rumah, mempunyai serambi tanpa dinding. Ruangan dalam rumah induk terdiri atas ruang depan
atau tempat makan dan ruang tidur. Dapur terdapat di bagian belakang.

Anjungan Sulut @TMII (1)


OUTDOOR
Pada halaman anjungan terdapat :
tiruan waruga, yakni bangunan kubur di Minahasa, berupa batu berukir pola ular naga, manusia purba, binatang, bunga, dan dedaunan.
Di lengkapi berbagai patung seperti:
Ø  siwo walian atau sembilan wali, berupa sembilan orang bersusun ke atas dengan posisi berbeda satu sama lain dengan burung manguni di puncaknya. Siwo walian merupakan cermin kepercayaan orang Minahasa, yang secara sederhana dapat ditafsirkan sebagai lambang gotongroyong. 
Ø  tokoh pejuang Bogani penari cakalele
Ø  patung anra
Ø  babirusa
Ø  burung maleo di halaman anjungan.

Pintu gerbang anjungan berhias burung manguni dan ular hitam di kedua tiangnya. Ukiran ular melambangkan kewaspadaan, sedang burung manguni dianggap hewan yang dapat memberi isyarat atau tanda melalui bunyinya pada malam hari. Keduanya dikeramatkan serta dianggap sebagai pemberi isyarat dari dunia atas dan dunia bawah.
                                    
Pada hari Minggu atau hari libur, Anjungan Sulawesi Utara menyajikan pentas seni daerah berupa tari dan musik, seperti tari cakalele, kolintang, musik bambu, musik bio, serta seni suara dengan lagu-lagu kawanua. Selain itu secara berkala diselenggarakan pula peragaan pakaian adat, upacara adat, dan budaya tradisional lainnya. Di kolong rumah adat Bolaang Mongondow terdapat juga kantin makanan yang menjual aneka masakan khas Menado yang terkenal pedas.

RUMAH BATU & BLANDONGAN @TMII


RUMAH BATU
Rumah batu ini bentuknya menyerupai piramid, ini merupakan simbol tempat tinggal di zaman prasejarah yang ada dipinggir kali ciliwung yang disebut juga sebagai “goa”. Tetapi pada saat sekarang ini, rumah batu tersebut yang terdapat di anjungan dki, hanya sebagai toilet dan perpustakaan.
Selain rumah batu dianjungan dki ini juga terdapat gedung atau bangunan yaitu “kantor tata usaha dan administrasi”, memiliki dua lantai yang ditempati pimpinan anjungan, beberapa kepala seksi dan sejumlah staf plaksana.

BLANDONGAN
Merupakan bangunan pagelaran gedung tempat diselenggarakan kegiatan seni dan budaya tradisional baik modern maupun kontemporer. (seiring dengan waktu yang berjalan).
Secara fisik&arsitektur terdiri dari 24 tiang penyangga, berlantai ubin.
·         Atapnya seperti rumah adat joglo yang bentuknya lebih pendek dan sedikit melebat.
·         Latar belakang : teras rumah betawi(paseban) yang memperlihatkan jendela bujang.
·         Selain itu juga terdapat beberapa ruang seperti:
-          Ruang operator sound system
-          Ruang ganti kostum&cermin rias
-          Ruang tunggu& toilet

RUMAH ADAT BETAWI @TMII


Rumah adat betawi dibagi berbagai tipe yaitu: rumah adat joglo, rumah adat kebaya, rumah adat gudang, dan rumah adat bapang.
Salah satu contoh rumah adat yang  ada di anjungan ini adalah rumah adat kebaya, dimana ciri dari rumah ini yaitu, terdapat serambi depan dan samping. Dengan ukuran +- 50 m2.
Selain itu juga terdapat berbagai ruang-ruang, dan dilengkapi berbagai macam accessories seperti:
Ø  Paseban/ teras : Merupakan ruang untuk menerima tamu umum yang didalamnya terdapat:
·         Ukiran melati
Melambangkan kehidupan dan kerahmatan bagi pemilik rumah.
·         Jendela bujang
Merupakan jendela berkisi-kisi yang terdapat di dalam ruang khusus wanita, yang dapat digeser/ditarik untuk dapat melihat orang di ruang depan atau paseban.
·         Hiasan tanduk rusa
Dipercaya binatang rusa, adalah binatang yang pertama kali meminum air kesucian diletakkan diteras rumah, semoga yang mempunyai rumah di panjangkan umur dan di jauhkan dari bala.
·         Langkan (pagar pembatas pada tepi yang terbuat dari kayu jati ukir)
·         Lampu goyang(blandas)
Ø  Pangkeng : Merupakan kamar tidur yang di dalamnya terdapat:
·         Cermin oval, berserta gantungan baju/peci
·         Foto keluarga
·         Lampu gantung(blandes)
·         Tempat tidur berserta kelambu
·         Ruang rias yang dilengkapi dengan segala peralatannya, termasuk marmer dan kursi roda.
Ø  Ruang Dapur yang dilengkapi :
·         Kendi
kendi biasanya diletakkan di depan rumah karena dulu jalanan di Jakarta masih berupa tanah sehingga kendi digunakan untuk mencuci kaki sebelum pemilik rumah memasuki rumah dan kendi juga digunakan ntuk menampung air bersih.
·         Tungku tradisional yang terbuat dari tanah liat dengan 3 buah lubang pembakaran
·         Bamboo untuk menyalakan api dengan cara ditiup
·         Tampah
·         Bakul
Pendaringan merupakan ruangan tempat tempayan yang berisikan beras dan ada meja tapang yang dilengkapi dengan balai-balai dimana peralatan minum dan kendi diletakkan disini