INDOOR :
Dibelakang Gupolo adalah bangunan induk (rumah baku)
yang terdiri dari:
1. Kuncungan
Dimana kuncungan ini merupakan baangunan paling depan
juga disebut teras, sebagai pendukung keindahan bangunan induk.
Bagian atas depan kuncungan terdapat ornament yang
menggambarkan angka tahun yang disebutnya Suryo Sengkolo yag berbunyi “Warno
Sapto Kusumaning Bawono” yaitu angka tahun 1974, dan Condro Sengkolo yang
berbunyi “Roso Swargo Aruming Noto” yaitu mennunjukan angka tahun Jawa 1906,
dan angka tahun tersebut adalah tahun berdirinya anjungan Daerah Istimewa
Yogjakarta.
Diatas kuncungan ini terdapat kekayon yang terbuat
dari bahan kuningan yang melambangkan keseimbangan alam. Kekayon adalah
ornament pohon hayat dengan seisi alamnya yang menggambarkan keseimbangan,
ketenangan dalam kehidupan.
2. Pendopo Agung
Pendopo agung anjungan DIY, berbentuk rumah joglo,
dimana dalam arsitektur tradisional lebih dikenal dengan joglo sinom.
Dengan ciri bangunan ini mempunyai tiang sebanyak 36
buah dan biasanya dilantai tengah dibuat lebih tinggi daripada bagian
pinggirnya.
Dari 36 tiang penyangga tersebut 4 diantaranya adalah
tiang utama yang disebut Soko Guru, disini terdapat ornament Probo Atas,
Wajikan dan Probo Bawah.
Probo Atas dan Probo Bawah adlah gambaran Sinar Illahi
yang merrupakan kekuatan abadi dan memn=berikan kekuatan bagi penghuninya
Wajikan adalah ornament yang berbentuk belah ketupat,
wajikan merupakan jajanan pasar yang terbuat dari ketan dan gula kelapa.
Umpak dimana landasan tiang yang menerima beban.
Umpak terbuat dari batu kali, diukir dengan ornament
Padma yaitu ragam hias yang mengambil garis tepi(siluet) bunga padma. Bunga
Padma melambagkan kelanggengan/keabdian.
Pada ujung atas soko guru terdapat ornament untu wlang
(gigi balang),yang menggambarkan kekuatan yaitu bahwa keempat soko guru tidak
akan lepas dan tetap bersatu sebagai kesatuan yang utuh .
Pada rumah adat berbentuk joglo diatas tiang utama
(soko guru) terdapat balok kayu yang ditumpuk-tumpuk dan saling menumpang ,
dengan ornamen yang indah yang disebutnya tumpang sari . pada tumpang sari ini
terdapat ornament yang bermacam-macam yaitu daun,gurdo,bunga,buah dan
salur-saluran yang sedang bersemi,yang semua ini menggambarkan keindahan
surgawi , kehidupan abadi dimana semu orang ingin mencapai kesana .
Pada keempat ujung-ujung tumpang sari dapat 4(empat)
buah nanas (nanasan),dimana untuk mengigatkan kita semua bahwa untuk menikmati
sesuatu harus melui perjuangan (apabila makan nanas haruslah terlebih dahulu
mengupas dan menghilangkan matany )
Diantara keempat soko guru , pada bagian atas ditutup
dengan pemidangan dengan ornament bulat berup probo . probo ini menggambarkan
sinar ilahi , yang akan menyinari seisi rumah sehingga smua tetap dalam
perlindungan sng maha pencipta .
Plafon banguna joglo biasanya dibuat dalam bentuk usuk
hias yang menyebr seperti kerangka payung , sehingga disebut usuk peniyung .
penyebran usuk-usuk ini sebagai gambaran agar ajaran-ajaran yang terdapat pada
keempat soko guru dengan tumpang sarinya menyebr ke seluruh bagian dari dalem
tersebut .
Pada bagian pinggiran atap terdapat listplang yang
dibuat dalam bentuk banyu tumetes yang menggambarkan titik-titik air yang
berbaris yang membawa rejeki,yang sekaligus bahwa titik-titik air mempunyai
kekuatan yang luar biasa .
Wuwung pada rumah ini berbentuk kembang turen pada
ujung-ujungnya yang menyerupai mahkota , ini adalah perlambang kewibawaan bagi
semua penghuninya .
Warna khas daerah istimewa YOGYAKARTA adalah pare anom
, yaitu kombinasi hijau dan kuning dengan aksentuasi warna gulo klopo , yaitu
merah dan putih . pare anom melambangkan kesuburan , kemakmuran dan murah
rejeki . gulo klopomelambangkan kebernian bersikap dilandsi kesucian/kebersihan
diri .
Dianjungan daerah istimewa Yogyakarta pendopo agung
adalah diamana seluruh kegiatan dilaksanakan ,yang antara lain : seni tari ,
drama ketoprak , wayang kulit , resepsi pernikahan dan segala pertemuan lainnya
.
3. Longkangan
Yaitu terbentuk
antara pendopo dan pringgitan . bangunan. Bangunan longkangan berbentuk limas
an klabang nyander , cirinya mempunyai banyak pengeret , dan tiang penyanga
tidak diberi ornamen (polos) dianjungan D.I Yogyakarta difugsikan sebagai
tempat persiapan bagi penri yang akan pentas .
4. Pringgitan
Adalah bagian depan dari Dalem Ageng dimana bangunan
ini juga berbentuk limasan yang fungsi awalnya sebagai tempat pertunjukkan
wayang purwo(wayang kulit), bahwa peringgitan berasal darikata ringgit.
Dimana setiap harinya ditempat ini dipergunakan untuk
meletakkan alat musik yaitu gamelan yang ,mempunyai laras(nada) Slendro dan Pelog.
Untuk memasuki Dalem Ageng terdapat penyekat dari kayu
yang disebut Gebyog. Gebyog tersebut mempunyai tiga pintu dan dua jendela,
diamna setiap pintu dan jendela mempunyai daun yang dikenal dengan sesebutan
Inep Kupu Tarung.
5. Dalem Ageng
Adalah bangunan yang dipergunakan untuk tempat tinggal
,dan bangunannya berbentuk joglo, namun di anjungan D.I Yogyakarta dipergunakan
untuk menyimpan benda-benda kuno dan disakralkan , dimana setiap malam jum’at
kliwon selalu diberikan sesaji.
Dalem ageng terdapat kamar-kamar dan didalamnya
terdapat tempat tidur. Yaitu sentong tengah, kiwo dan tengen.
v
Sentong
tengah dimana terdapat Pasren (tempat tidur) yang dikenal dengan sebutan
Krobongan , ini adalah peninggalan Pangeran Diponegoro , dan di sentong tengah
ini diperuntukkan bagi Dewi Sri (dewi kesuburan pad), jadi tempat ini
dipergunakan untuk tempat pemujaan oleh penghuninya.
Didepan sentong tengah terdapat tampilan dalem antara
lain:
·
Banyak /
angsa merupakan symbol kesucian dan kewaspadaan
·
Dalang/
kijang merupakan symbol kegesitan dan kebijaksanaan
·
Sawung/ayam
jantan merupakan symbol keberanian
·
Galling/merak
merupakan symbol kewibawaan
·
Ardowaliko
/ naga merupakan symbol penyangga semua tanggung jawab
·
Kucu
mas/saputangan mas merupakan symbol penghapus segala kotoran baik jasmani
maupun rohani.
·
Kutuk/lentera
merupakan symbol dari penerangan di hati rakyat
·
Saput
atau tempat segala alat merupakan symbol dari sikap kesiagaan.
v
Sento
kiwo terdapat tempat tidur tedeng adalah tempat tidur Sri Sultan Hamengku
Buwono 1x dilahirkan.
Juga terdapat Loro Blonya yaitu melambangkan sepasang
pengantin yang sedang duduk bersanding.
v
Sentong
tengen terdapat tempat tidur peninggalan Sri Sultan Hamengku Buwono V, dimana
tempat tidur ini terrbuat dari batu marmerr.
Di dalem Dalem Ageng masih terdapat sepasang kaca
benggala peninggalan Sri Sultan Hamengku Buwono VII beserta meja marmer nya,
serta beberapa pusaka yang dikeramatkan.
Jadi sampai sekarang di Dalem Ageng mini masih
dikeramatkan.
6. Gadri
7. Yaitu ruang keluarga dimana ruang ini dipakai
untuk semua kegiatan dalam keluarga tersebut. Namun di Anjungan D.I. Yogjakarta
tempat ini dipakai untuk rias bagi seniman yang akan tampil di Pendopo Agung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar