Minggu, 02 Desember 2012

anjungan Yogjakarta @TMII part 2


INDOOR :
Dibelakang Gupolo adalah bangunan induk (rumah baku) yang terdiri dari:
1.      Kuncungan
Dimana kuncungan ini merupakan baangunan paling depan juga disebut teras, sebagai pendukung keindahan bangunan induk.
Bagian atas depan kuncungan terdapat ornament yang menggambarkan angka tahun yang disebutnya Suryo Sengkolo yag berbunyi “Warno Sapto Kusumaning Bawono” yaitu angka tahun 1974, dan Condro Sengkolo yang berbunyi “Roso Swargo Aruming Noto” yaitu mennunjukan angka tahun Jawa 1906, dan angka tahun tersebut adalah tahun berdirinya anjungan Daerah Istimewa Yogjakarta.
Diatas kuncungan ini terdapat kekayon yang terbuat dari bahan kuningan yang melambangkan keseimbangan alam. Kekayon adalah ornament pohon hayat dengan seisi alamnya yang menggambarkan keseimbangan, ketenangan dalam kehidupan.
2.      Pendopo Agung
Pendopo agung anjungan DIY, berbentuk rumah joglo, dimana dalam arsitektur tradisional lebih dikenal dengan joglo sinom.
Dengan ciri bangunan ini mempunyai tiang sebanyak 36 buah dan biasanya dilantai tengah dibuat lebih tinggi daripada bagian pinggirnya.
Dari 36 tiang penyangga tersebut 4 diantaranya adalah tiang utama yang disebut Soko Guru, disini terdapat ornament Probo Atas, Wajikan dan Probo Bawah.
Probo Atas dan Probo Bawah adlah gambaran Sinar Illahi yang merrupakan kekuatan abadi dan memn=berikan kekuatan bagi penghuninya
Wajikan adalah ornament yang berbentuk belah ketupat, wajikan merupakan jajanan pasar yang terbuat dari ketan dan gula kelapa.
Umpak dimana landasan tiang yang menerima beban.
Umpak terbuat dari batu kali, diukir dengan ornament Padma yaitu ragam hias yang mengambil garis tepi(siluet) bunga padma. Bunga Padma melambagkan kelanggengan/keabdian.
Pada ujung atas soko guru terdapat ornament untu wlang (gigi balang),yang menggambarkan kekuatan yaitu bahwa keempat soko guru tidak akan lepas dan tetap bersatu sebagai kesatuan yang utuh .
Pada rumah adat berbentuk joglo diatas tiang utama (soko guru) terdapat balok kayu yang ditumpuk-tumpuk dan saling menumpang , dengan ornamen yang indah yang disebutnya tumpang sari . pada tumpang sari ini terdapat ornament yang bermacam-macam yaitu daun,gurdo,bunga,buah dan salur-saluran yang sedang bersemi,yang semua ini menggambarkan keindahan surgawi , kehidupan abadi dimana semu orang ingin mencapai kesana .
Pada keempat ujung-ujung tumpang sari dapat 4(empat) buah nanas (nanasan),dimana untuk mengigatkan kita semua bahwa untuk menikmati sesuatu harus melui perjuangan (apabila makan nanas haruslah terlebih dahulu mengupas dan menghilangkan matany )
Diantara keempat soko guru , pada bagian atas ditutup dengan pemidangan dengan ornament bulat berup probo . probo ini menggambarkan sinar ilahi , yang akan menyinari seisi rumah sehingga smua tetap dalam perlindungan sng maha pencipta .
Plafon banguna joglo biasanya dibuat dalam bentuk usuk hias yang menyebr seperti kerangka payung , sehingga disebut usuk peniyung . penyebran usuk-usuk ini sebagai gambaran agar ajaran-ajaran yang terdapat pada keempat soko guru dengan tumpang sarinya menyebr ke seluruh bagian dari dalem tersebut .
Pada bagian pinggiran atap terdapat listplang yang dibuat dalam bentuk banyu tumetes yang menggambarkan titik-titik air yang berbaris yang membawa rejeki,yang sekaligus bahwa titik-titik air mempunyai kekuatan yang luar biasa .
Wuwung pada rumah ini berbentuk kembang turen pada ujung-ujungnya yang menyerupai mahkota , ini adalah perlambang kewibawaan bagi semua penghuninya .
Warna khas daerah istimewa YOGYAKARTA adalah pare anom , yaitu kombinasi hijau dan kuning dengan aksentuasi warna gulo klopo , yaitu merah dan putih . pare anom melambangkan kesuburan , kemakmuran dan murah rejeki . gulo klopomelambangkan kebernian bersikap dilandsi kesucian/kebersihan diri .
Dianjungan daerah istimewa Yogyakarta pendopo agung adalah diamana seluruh kegiatan dilaksanakan ,yang antara lain : seni tari , drama ketoprak , wayang kulit , resepsi pernikahan dan segala pertemuan lainnya .

3.      Longkangan
 Yaitu terbentuk antara pendopo dan pringgitan . bangunan. Bangunan longkangan berbentuk limas an klabang nyander , cirinya mempunyai banyak pengeret , dan tiang penyanga tidak diberi ornamen (polos) dianjungan D.I Yogyakarta difugsikan sebagai tempat persiapan bagi penri yang akan pentas .

4.      Pringgitan
Adalah bagian depan dari Dalem Ageng dimana bangunan ini juga berbentuk limasan yang fungsi awalnya sebagai tempat pertunjukkan wayang purwo(wayang kulit), bahwa peringgitan berasal darikata ringgit.
Dimana setiap harinya ditempat ini dipergunakan untuk meletakkan alat musik yaitu gamelan yang ,mempunyai laras(nada)  Slendro dan Pelog.
Untuk memasuki Dalem Ageng terdapat penyekat dari kayu yang disebut Gebyog. Gebyog tersebut mempunyai tiga pintu dan dua jendela, diamna setiap pintu dan jendela mempunyai daun yang dikenal dengan sesebutan Inep Kupu Tarung.
5.      Dalem Ageng
Adalah bangunan yang dipergunakan untuk tempat tinggal ,dan bangunannya berbentuk joglo, namun di anjungan D.I Yogyakarta dipergunakan untuk menyimpan benda-benda kuno dan disakralkan , dimana setiap malam jum’at kliwon selalu diberikan sesaji.
Dalem ageng terdapat kamar-kamar dan didalamnya terdapat tempat tidur. Yaitu sentong tengah, kiwo dan tengen.
v  Sentong tengah dimana terdapat Pasren (tempat tidur) yang dikenal dengan sebutan Krobongan , ini adalah peninggalan Pangeran Diponegoro , dan di sentong tengah ini diperuntukkan bagi Dewi Sri (dewi kesuburan pad), jadi tempat ini dipergunakan untuk tempat pemujaan oleh penghuninya.
Didepan sentong tengah terdapat tampilan dalem antara lain:
·         Banyak / angsa merupakan symbol kesucian dan kewaspadaan
·         Dalang/ kijang merupakan symbol kegesitan dan kebijaksanaan
·         Sawung/ayam jantan merupakan symbol keberanian
·         Galling/merak merupakan symbol kewibawaan
·         Ardowaliko / naga merupakan symbol penyangga semua tanggung jawab
·         Kucu mas/saputangan mas merupakan symbol penghapus segala kotoran baik jasmani maupun rohani.
·         Kutuk/lentera merupakan symbol dari penerangan di hati rakyat
·         Saput atau tempat segala alat merupakan symbol dari sikap kesiagaan.

v  Sento kiwo terdapat tempat tidur tedeng adalah tempat tidur Sri Sultan Hamengku Buwono 1x dilahirkan.
Juga terdapat Loro Blonya yaitu melambangkan sepasang pengantin yang sedang duduk bersanding.

v  Sentong tengen terdapat tempat tidur peninggalan Sri Sultan Hamengku Buwono V, dimana tempat tidur ini terrbuat dari batu marmerr.
Di dalem Dalem Ageng masih terdapat sepasang kaca benggala peninggalan Sri Sultan Hamengku Buwono VII beserta meja marmer nya, serta beberapa pusaka yang dikeramatkan.
Jadi sampai sekarang di Dalem Ageng mini masih dikeramatkan.

6.      Gadri
7.      Yaitu ruang keluarga dimana ruang ini dipakai untuk semua kegiatan dalam keluarga tersebut. Namun di Anjungan D.I. Yogjakarta tempat ini dipakai untuk rias bagi seniman yang akan tampil di Pendopo Agung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar